Laporan Mata Kuliah Produksi Media
Kunjungan Stasiun Televisi PRO TV Semarang
PT Global Telekomunikasi Terpadu
Oleh :
Nama : Yogi KuncoroJati
NIM : 017 925 361
Universitas Terbuka
S1 Perpustakaan Pokjar Salatiga
Tahun 2014
KATA PENGANTAR

Penulis sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini, yaitu kepada:
- Ibu Elizabeth Lestari S.Pd., MLIS, selaku Dosen Tutorial mata kuliah Produksi Media progam S1 Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Perpustakaan.
- Mas Rahman Pratama, sebagai Koordinator di Stasiun PRO TV, yang telah membantu dan memberikan kesempatan mahasiswa saat kunjungan.
- Mbak Dhita Selaku Presenter News di PRO TV, membantu mahasiswa dalam memberikan informasi tentang Bagaimana membawakan sebuah liputan berita kepada mahasiswa.
- Karyawan dan Karyawati PRO TV yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada mahasiswa Universitas Terbuka untuk mengetahui tentang Pertelivisian yang berhubungan dengan mata kuliah Produksi Media mengenai bentuk-bentuk karya audio visual.
- Kepada teman-teman Mahasiswa dan Mahasiswi S1 Perpustakaan, Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik.
Semoga Laporan Kunjungan ke Stasiun Telivisi PRO TV ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Kritik dan Saran yang membangun penulis harapkan untuk kesempurnaan Laporan ini.
Salatiga, 13 April 2014
Penulis
Yogi Kuncoro Jati
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada beragam bentuk karya audio visual yang sekarang ini berkembang dari sekedar film, untuk dikonsumsi pribadi, sebagai promosi, propaganda, produksi untuk televisi, hingga film layar lebar. Semua memerlukan perlakuan tertentu yang tidak digeneralisir.
Televisi adalah media audio visual yang selama lebih dari setengah abad siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset, radio, games, dan personal cassette players. Televisi memiliki kemampuan memproduksi dan menjual suatu program acara pada khalayak bagi pengiklan yang produknya dirancang khusus untuk khalayak tertentu.
SINDOTV adalah suatu badan/perseroan hukum yang salah satu usahanya bergerak dibidang manajemen bisnis untuk mengelola, membuat dan/atau melakukan kerjasama teknik dan program acara yang didirikan oleh kelompok perusahaan media terbesar di Indonesia, Media Nusantara Citra. Dengan konten program televisi lokal dengan kualitas siaran setara televisi nasional, SINDOTV telah menjadi trendsetter televisi lokal di Indonesia. Bahkan, ada beberapa stasiun televisi lokal di Indonesia yang berada dalam naungan SINDOTV.
SINDOTV pertama kali diluncurkan sejak tanggal Senin, 1 Januari 2007 di Jakarta dengan nama SUNTV dan hanya bisa ditangkap di jaringan televisi berlangganan milik Media Nusantara Citra (MNC) seperti Indovision, Oke Vision dan Top TV. SINDOTV merupakan merek dagang atau sebutan udara bagi Lembaga Penyiaran Swasta dan Lembaga Penyiaran Berbayar yang bekerjasama dalam kerjasama produksi program acara dengan SINDOTV. SINDOTV menayangkan acara-acara informatif seperti berita, hiburan, fitur dan talkshow.
B. Tujuan
Mengetahui profil dan biodata Stasiun Televisi PRO TV.
Mengetahui proses produksi Stasiun televisi PRO TV.
Mengetahui sasaran pemirsa dan program acara Stasiun televisi PRO TV.
Mengetahui peralatan apa saja yang digunakan di Stasiun televisi PRO TV.
Mengetahui kelebihan Stasiun televisi PRO TV.
Mengetahui hambatan Stasiun televisi PRO TV.
BAB II
PEMBAHASAN
Profil PRO TV
Sebagai saluran televisi pilihan masyarakat Semarang menghadirkan beraneka ragam program yang memberikan Informasi lengkap bagi warga Semarang disertai berbagai program Feature dan Entertainment yang bersifat edukatif, sampai beragam program Talkshow dengan isu-isu terkini dari fenomena yang terjadi di sekitar kita.
Dan untuk program-program baru dari Stasiun televisi PRO TV Semarang antara lain program Musicaholic, program berdurasi tiga puluh menit ini berisi liputan event konser musik yang telah berlangsung di Kota Semarang, lengkap dengan informasi konser yang akan dilangsungkan di kota tersebut. Ditambah dengan ulasan musik dan video klip band lokal, dan juga dilengkapi dengan profil band yang telah diliput, dan beragam video klip lagu top dari band mancanegara. Program ini akan ditayangkan setiap kamis malam pukul 22.30 WIB.
Program Perempuan Andal, merupakan sebuah program yang berisi liputan mengenai profil dan kiprah tokoh perempuan lokal maupun nasional yang berdomisili di Semarang dan sekitarnya. Dilengkapi dengan cerita dari sang tokoh wanita tersebut, mengenai perjalanan hidupnya sampai sukses. Ditayangkan setiap Kamis malam pukul 22.00 WIB. Dan untuk program reality show saksikan Rono-rene, yang merupakan sebuah program liputan mengenai segala hal yang berada di lokasi pinggiran atau pelosok kota Semarang dan (dikembangkan) di kota lain di kawasan pantura, terutama Kendal dan Demak, bersifat unik, kreatif, dan penuh inspirasi bagi masyarakat.
Stasiun televisi PRO TV Semarang juga akan melaksanakan berbagai program Off Air seperti; Metal Fight BeyBlade Competition sebuah event permainan gangsing modern Jepang yang sedang heboh di kalangan masyarakat Semarang. Event ini merupakan sebuah event pendamping event Car Free Day yaitu sebuah acara dimana suatu lokasi jalan raya akan dikosongkan dari kendaraan bermotor dengan tujuan jalanan tersebut akan digunakan sebagai tempat masyarakat untuk berolah raga serta mengekspresikan diri dan karya seni. Selain itu masih ada juga event-event lainnya, seperti; Lomba Foto Model,Festival Band Independent, Funtastic Music, Festival Basket Competition, sampai Lomba Mancing Mania.
Saksikan semua program-program tersebut hanya di PRO TV Semarang, yang bisa Anda saksikan di layar kaca Anda di saluran 45 UHF dengan menggunakan antena biasa.
Biodata PRO TV Semarang
Nama : PRO TV Semarang
Alamat : Ruko Setiabudi Square 14-15 Jl Dr Setiabudi Srondol Wetan, Banyumanik Semarang 50263 Jawa Tengah.
Disiarkan : 8 Februari 2004
Diluncurkan : 3 September 2002
Jaringan : SINDOtv
Pemilik : Prima Entertanment (2002-2008) Media Nusantara Citra (2008- sekarang)
Slogan : Referensi Jawa Tengah
Kantor Pusat : Kota Semararnag, Jawa Tengah
Saluran Saudara : RCTI, MNCTV,Global TV, SINDOtv (2009-sekarang)
Teresterial : 45 UHF
Nomor Telepon : (024) 7462429
Nomor Fax : (024) 7462391
Website : www.PRO TV.co.id
Jumlah Karyawan : 38 orang
Positioning : Education, Information, and Entertainment Station Televison
Logo :
Logo PRO TV Semarang tahun 2003-2010
Logo PRO TV Semarang tahun 2010-2011
Logo PRO TV Semarang tahun 2011-sekarang
Proses Produksi
Produksi siaran televisi beraneka ragam, ada iklan, film, siaran berita, dll. Disini kami mengambil contoh proses produksi siaran televisi yaitu siaran berita.
PROSES PRODUKSI BERITA TELEVISI
Produksi berita televisi dilakukan sesuai SOP (standard operating procedure) produksi konten audio visual lainnya seperti film dan televisi. Sejumlah tahapan yang umum dalam industri audio visual harus dilalui untuk menghasilkan produk audio visual yang sesuai standar. Tahapan itu adalah:
Pra Produksi
Produksi
Pasca Produksi
Idealnya tahapan-tahapan di atas dijalani secara berurutan. Artinya tahapan pertama harus selesai sebelum bisa melanjutkan ke tahapan berikutnya. Namun, berbeda dengan proses produksi sinetron atau film, produksi berita televisi dilakukan dengan cepat. Bahkan pada situasi tertentu tahapan satu dengan lainnya dilakukan secara bersamaan, sehingga tidak menunggu tahapan satu selesai sebelum bisa memulai tahapan selanjutnya.
Perbedaan lainnya adalah materi audio visual yang diburu. Produksi berita televisi memanfaatkan audio visual seperti apa adanya dan tanpa manipulasi. Sehingga pengambilan gambarnya pun dilakukan ‘as it happen’ atau saat sebuah peristiwa sedang berlangsung. Berikut adalah tahapan produksi pembuatan berita televisi.
PRA PRODUKSI
Tahap Pra Produksi dipahami sama baik di industri film, televisi maupun lainnya. Tahapan ini adalah tahapan dimana perencanaan dan detil petunjuk pelaksanaan produksi konten audio visual dibuat. Misalnya perencanaan pengambilan gambar berdasarkan interpretasi sutradara film terhadap skenario yang digarapnya dibuat menggunakan papan gambar atau ‘story board’. Setiap detil sudut pengambilan gambar dibuat sketsanya sehingga saat pelaksanaan Director of Photography (DOP) memiliki panduan dalam mengatur shot.
Tapi dalam produksi berita harian televisi tidak perlu sampai seperti itu. Beberapa hal yang biasa dilakukan pada tahap pra produksi antara lain adalah riset dan daftar harapan atau WISHLIST. WISHLIST adalah daftar sejumlah hal yang diharapkan diperoleh tim liputan saat berada di lapangan. Salah satu unsur dalam WISHLIST adalah urutan VISUAL/SHOT LIST. VISUAL/SHOT LIST adalah urutan gambar yang diinginkan produser sehingga bisa dikatakan bahwa ini merupakan bentuk sederhana dari STORYBOARD. WISHLIST juga seringkali disamakan dengan TOR atau Terms Of Reference.
PRODUKSI
Rencana yang dibuat dengan WIHSLIST bisa jadi berbeda dengan kondisi lapangan. Misalnya nara sumber yang ditargetkan untuk menjadi tokoh utama cerita ternyata tidak seperti yang dibayangkan. Belum lagi apabila terjadi perkembangan lain yang jauh lebih menarik. Jika ini terjadi maka seorang Produser harus memiliki alternatif rencana sehingga proses produksi tetap bisa berjalan tanpa membuang biaya percuma.
Biasanya 1 WISHLIST bisa diselesaikan dalam waktu sehari. Untuk liputan harian, hasil liputan memiliki target untuk ditayangkan pada program berita harian terdekat. Misalnya liputan pagi akan ditayangkan untuk program berita sore. Sedangkan hasil liputan siang untuk program berita harian malam. Sementara untuk laporan mendalam, liputan yang belum selesai karena satu dan lain hal bisa dilanjutkan keesokan harinya.
Berkaitan dengan lama produksi tim liputan dalam sehari, aturan yang berlaku mengikuti aturan umum karyawan yaitu sekitar 9 jam. Jam bekerja itu sudah termasuk proses membuat ‘rough-cut’ atau edit kasar dari hasil liputan bagi campers dan skrip bagi reporter, sehingga memudahkan editor yang akan meng-edit hasil liputan. Skrip akan di-edit oleh produser dan audio visual akan di-edit oleh editor visual. Dengan demikian produksi di lapangan otomatis hanya sekitar 5 s/d 6 jam. Karena itu perencanaan perlu dibuat sematang mungkin sehingga pada saat pelaksanaannya semua berjalan lancar dan hasilnya memuaskan.
PASCA PRODUKSI
Pada tahapan ini, skrip yang telah di-edit produser dan ‘rough cut’ buatan campers akan diserahkan kepada editor visual. Reporter akan mendampingi editor untuk membantu ‘dubbing’ atau membacakan narasi serta mendampinginya meng-edit hasil liputan. Pendampingan ini perlu agar laporan akurat baik secara narasi maupun secara audio-visual. Hasil akhir akan di-preview oleh produser sebelum akhirnya tayang. Jika ada perbaikan produser berhak meminta editor dan reporter untuk mengedit ulang laporan itu.
Sementara untuk laporan mendalam, hasil liputan reporter diserahkan kepada produser. ‘Rough cut’ buatan campers diserahkan ke editor dan skrip diserahkan ke produser untuk diolah lebih lanjut menjadi tayangan yang koheren selama 30 menit. Untuk laporan mendalam selama 30 menit lama proses produksi (pra, produksi dan pasca produksi) bisa menghabiskan waktu 2 pekan atau 14 hari.
STEP BY STEP PRODUKSI LAPORAN MENDALAM
Tahapannya kurang lebih sebagai berikut:
PRA PRODUKSI
Hari 1:
Riset topik laporan mendalam untuk pitching saat rapat redaksi. Sejumlah ide topik disiapkan produser untuk dibahas lebih jauh dalam rapat redaksi. Supervising editor dan Pemred turut menghadiri rapat itu dan kemudian memutuskan topik yang akan digarap menjadi laporan mendalam.
Hari 2:
Riset mendalam dilakukan produser bersama dengan reporter. Tujuannya agar reporter mengerti betul arah dan tujuan liputan mendalam sebuah topik tertentu. Sehingga reporter tidak lagi bingung apa yang harus dilakukannya saat berada di lapangan. Selain itu, reporter menjadi lebih terlibat dalam membangun ‘story’ dan menjadi lebih peka terhadap dinamika lapangan.
Hari 3:
Produser bekerjasama dengan reporter mulai menentukan nara sumber serta pemilihan ‘human example’ atau tokoh utama laporan mendalam itu. Setelah pemilihan nara sumber telah disepakati, reporter menghubungi nara sumber untuk membuat janji liputan keesokan harinya. Sementara produser sudah mulai merangkai cerita dan mempersiapkan WISHLIST liputan.
PRODUKSI
Hari 4 s/d 10
Liputan dilakukan selama 7 hari. Hampir setiap hari reporter membuat laporan hasil liputannya dan menyerahkannya kepada produser. Produser dan reporter juga membahas lebih jauh perkembangan di lapangan sebelum menentukan liputan keesokan harinya. Sementara campers mengumpulkan hasil ‘rough cut’ liputannya di tempat penyimpanan yang telah ditentukan sebelumnya. Selama itu produser akan mengawasi serta mengevaluasi hasil liputan sehingga bisa memutuskan apakah hasilnya sudah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Perlu dicatat proses produksi tidak harus 7 hari kerja karena itu tergantung seberapa jauh laporan yang diinginkan.
PASCA PRODUKSI
Hari 11 s/d 12
Dua hari terakhir produksi digunakan untuk melengkapi audio visual. Misalnya gambar cantik alias ‘beauty shot’, sekuen pembuka tayangan atau sekuen sebagai ‘bridging’ atau sekuen yang menjembatani satu bagian cerita ke bagian lainnya.
Hari 11 s/d 14
Sementara proses editing sudah berjalan. Pada hari ke-11 editor akan mem-preview gambar yang telah terkumpul dan memastikan semua gambar yang dibutuhkan skrip telah tersedia. Editor juga mengidentifikasi jika ada gambar yang kurang dan perlu ‘shot’ tambahan. Pada hari ke-12, editor sudah mulai melakukan proses editing. Proses editing akan didampingi oleh produser. Produser juga berkewajiban memberikan segala kelengkapan yang dibutukan editor dalam bekerja, seperti misalnya grafik dan ilustrasi musik.
Sasaran dan Program Acara
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan kepada para pemirsa, maka Stasiun televisi PRO TV membentuk image dan segmentasi sesuai yang diinginkan para pemirsanya. Sasaran pemirsa dan program acara Stasiun televisi PRO TV dapat digambarkan sebagai berikut.
Kalayak sasaran siaran PRO TV.
Khalayak sasaran siaran televisi didasarkan pada : Umur dan Status Sosial.
Berdasarkan umur pemirsa televisi dikelompokan menjadi 3 yaitu
Anak-anak : Umur 5 sampai 10 tahun
Remaja/ Teeneger : Umur 15 sampai 25 tahun
Dewasa/ Adult : diatas 25 tahun
Berdasarkan Status Sosial pemirsa televisi dibagi menjadi 3 kategori/ class, yaitu :
Kategori High Class : Kategori ini merupakan komunitas orang yang mempunyai status sosial/ pekerjaan tinggi seperti Pengusaha/ Boss, Orang Kaya dll.
Kategori Medium Class : Kategori ini merupakan komunitas orang yang mempunyai pekerjaaan sedang seperti mahasiswa,pelajar, pegawai, TNI/Polri, wiraswasta, dll.
Kategori Low Class : Kategori ini diisi oleh komunitas buruh dan pengangguran
Program Acara
Jateng Hari Ini
Pro Jawa Tengah
Gebyar Campursari
Nggu You Terus
Kriminal Sepekan
Lestari Budaya
Rono Rene
Aneka Ria Racaksari
Wani Pora
Bintang dan Atmo
Kuliner Pinggir Dalan
Gitaran Sore-Sore
Dolanan Bocah
Jalan Jajan Santai
DIMARCO Cooking Show
Pemancar PRO TV berada di Bukit Gombel dengan kekuatan transmisi 20 KW. Jangkauan siarannya meliputi wilayah: Semarang, Ungaran, Batang, Kendal, Pekalongan, Pemalang, Demak, Kudus, Jepara, Grobogan, Pati, Rembang, Salatiga, Temanggung, sebagian Boyolali dan Solo.
Peralatan Studio TV dan Fungsinya
Pada ruang studio siaran terdapat beberapa peralatan sebagai berikut.
Kamera studio yang dilengkapi tripot dan dolly / craine. Kamera berfungsi untuk menangkap gambar/visual dari obyek. Biasanya telah dilengkapi micropon untuk menangkap suara didepan kamera. Kamera juga dilengkapi dengan VCR untuk merekam gambar dan suara dari obyek. Tripot berfungsi sebagai penyangga kamera agar tidak goyang. Craine digunakan sebagai pengangkat kamera apabila diperlukan posisi dengan sudut pengambilan (engle) yang tinggi. Craine bisa digerakkan secara elektric sehingga meringankan beban kamerawan. Di samping kamera yang dipasang tetap di studio biasanya juga terdapat beberapa kamera portable yang juga berfungsi untuk pengambilan gambar dan suara.
Lampu studio yang dipasang tetap dan lampu portable yang dilengkapi dengan stand lampu. Lampu berfungsi untuk penerangan agar cahaya yang mengenai obyek mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kamera, sehingga dapat diperoleh gambar yang berkualitas/jelas. Lampu studio yang di pasang tetap pada plafon diatas arena shoting jumlahnya lebih dari 10 lampu dan arahnya diatur sehingga mengarah pada obyek. Pengaturan lampu dilakukan oleh seorang operator penata cahaya. Sedangkan lampu portabel yang dilengkapi tripot/stand digunakan bila dirasa intensitas cahayanya masih kurang. Setiap lampu biasanya memiliki daya 1000 -1500 watt. Semua lampu dihubungkan ke sumber listrik melalui switcher box dan switcher utama dengan menggunakan kabel listrik dan pengaman.
Switcher box lampu. Terdiri dari kumpulan switch (skakelar) lampu yang masing-masing berfungsi untuk menyalakan dan mematikan lampu studio. Switcher box dihubungkan ke sumber listrik melalui panel sekering pengaman otomatis/MCB ke switcher utama jenis handle.
TV monitor. Berfungsi sebagai display kamera untuk memonitor hasil pengambilan gambar setiap kamera sehingga bisa diketahui kualitasnya agar dipilih sutradara untuk direkam di master VTR. Oleh karena itu Setiap kamera dipasang satu monitor. Master VTR juga membutuhkan dipasang satu monitor untuk mengetahui gambar dari kamera mana yang sedang direkam di VTR. Pemilihan gambar dilaksanakan oleh switcherman dengan memilih menggunakan mixer Video yang telah dilengkapi dengan vasilitas switcer. Perpindahan gambar dari kamera satu ke kamera yang lain menggunakan mode wiper sehingga perpindahan atau transisi dari gambar tidak jumping dan halus. Transisi ada beberapa mode seperti super inpose, wip horisontal, vertikal, diagonal dan sebagainya.
Mixer/Switcher video. Digunakan untuk menerima masukan dari setiap kamera yang digunakan untuk shoting dan meneruskan ke VTR untuk direkam. Alat ini jjuga berfungsi untuk memilih gambar dari kamera mana yang akan direkam ke VTR. Dan efek-efek apa yang akan dipilih dan digunakan sebagai transisi perpindahan gambar dari kamera yang satu ke kamera yang lain oleh sitcherman atas perintah sutradara.
VTR (video tape recorder) / VCR (video cassette recorder). Digunakan untuk merekam gambar dan suara obyek yang dishoting. VTR menerima masukan gambar dari mixer video dan masukan suara dari mixer audio atau langsung dari micropone yang dipasang pada obyek shoting. Keluaran dari VTR dihubungkan ke pesawat pemancar yang ada diruang pemancar untuk dipancarkan sebagai siaran langsung atau direkam dulu pada pita magnetis, diedit dan dijadikan dalam bentuk kaset atau keping VCD/DVD program untuk siaran tunda/tidak langsung.
Sound system yang terdiri dari mic, mixer audio, equalizer, amplifier, speaker, headpone, tape recorder/cassette recorder, piringan hitam, CD/DVD player dan sebagainya. Sound sistem digunakan untuk keperluan talk back komunikasi antara kamerawan dengan sutradara/pengarah dalam rangka koordinasi, pemberian instruksi oleh pengarah kepada kamerawan.Talkback juga disalurkan ke ruang-ruang lain seperti ruang telecine untuk koordinasi pemutaran film, slide dan sebagainya. Sound sistem juga berfungsi sebagai sumber suara utama dan pendukung program. Suara utama adalah suara obyek shoting dan suara pendukung adalah sebagai sumber suara untuk backsound musik, sound efex dan sebagainya. Microphone untuk menangkap suara dan diubah menjadi elektris dan disalurkan ke mixer audio.dari mixer disalurkan ke qualizer. Pada mixer dan equalizer suara bisa diolah nadanya sehingga kualitas suaranya baik. Selanjutnya keluarannya disalurkan ke amplifier untuk diperkuat dan keluaranya disalurkan ke tape recorder untuk direkam atau langsung ke Video Tape Recorder (VTR).
Telecine yang terdiri proyektor film 8 mm, 16 mm, 35 mm, 70 mm, screen, dan pengarah proyeksi, kamera video, tv monitor. Telecine berfungsi untuk mengubah dari bentuk film ke video sehingga dapat disiarkan ke masyarakat melalui pemancar TV.
Komputer editing. Yaitu komputer yang berisi program aplikasi untuk keperluan editing program dan animasi seperti program pinacle studio, matrox, adob premiier dan sebagainya. Sebagai komputer editing video perlu memiliki memori yang besar demikian pula kapasitas hard disk yang besar pula untuk menyimpan data-data gambar yang cukup banyak. Biasanya terdapat beberapa komputer untuk keperluan editing video yaitu untuk animasi disain tampilan screen, caption dan karya grafis lainnya. Beberapa komputer tersebut dikoneksi pada satu jaringan untuk keperluan komunikasi data.
Mic atau clip on untuk penyiar dan bintang tamu digunakan saat proses siaran berita ataupun talk show.
Kelebihan
Kelebihan Stasiun Televisi PRO TV adalah
PRO TV merupakan salah satu stasiun televisi yang banyak peminatnya di sekmennya di kota Semarang.
Selalu melakukan riset seperti quistioner kepada para pemirsa tentang acara apa yang diinginkan pemirsa .
Musik, iklan yang menarik, fun, entertaint, berita yang akurat, dan penyiar yang hangat merupakan keinginan pemirsa yang tetap dipegang oleh PRO TV.
Selalu monomersatukan klien yang sedang mempromosikan produk maupun jasa.
Service Area cukup luas untukkalanga televisi lokal yaitu : Semarang, Ungaran, Batang, Kendal, Pekalongan, Pemalang, Demak, Kudus, Jepara, Grobogan, Pati, Rembang, Salatiga, Temanggung, sebagian Boyolali dan Solo.
Kekurangan
Kekurangan/hambatan yang dialami oleh stasiun televisi PRO TV terdiri dari segi competitor dan segi mekanis. Dari segi competitor seringkali timbul persaingan antara Stasiun televisi PRO TV dengan stasiun televisi lainnya. Selain itu stasiun televisi PRO TV hanya siaran lokal di Jawa Tengah belum bisa siaran nasional. Media streaming TV online di internetpun belum bisa di akses untuk khalayak pemirsa. Langkah yang harus diambil untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan terus melakukan inovasi dan perbaikan terhadap program-program yang telah ada. Dan selalu mengikuti perkembangan teknologi dan kembali lagi kepada keinginan para pemirsa.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perkembangan teknologi informasi merupakan sarana penting pada era kemajuan dan semakin berkembangnya jaman dalam pemenuhan kebutuhan akan informasi. Melalui media penyiaran dari media elektronik yaitu media televisi sangat membantu kita mendapatkan berbagai informasi sebagai media audio visual yang menyajikan program-program acara menarik sarana ini penting untuk menambah pengetahuan. Dalam Kunjungan ke Stasiun Televisi Lokal Jawa Tengah PRO TV , kita dapat lebih mengetahui secara nyata proses penyiaran juga tentang pertelevisian sesungguhnya.
Dalam Teknik penyiaran pertelevisian dibagi menjadi 3 proses yaitu Pra Produksi yaitu persiapan sebelum produksi acara ,rapat produksi topik-topik berita yang akan ditayangkan. Koordinator daerah menugaskan mengambil liputan dengan arahan redaksi sedang kontributor khusus meliput ,membuat berita regular untuk dikirim ke redaksi,Produksi bagian ini melakukan editing naskah,gambar dubbing dengan persiapan kamera ,lighting,background,warna di master control room dan Pasca Produksi yaitu mengadakan evaluasi semua crew . Ketiga proses ini masing-masing mempunyai peranan dengan berbagai persiapan yang bisa menghasilkan suatu acara yang menarik dan layak dinikmati para khalayak di layar televisi. Seorang manajer produksi /produser berperan penting untuk kesempurnaan acara yang ditayangkan.
Saran
Saluran jaringan antena 45 UHF Stasiun televisi PRO TV menunjukkan kesetiaannya ke pada para pemirsa sehingga PRO TV berusaha untuk memberikan hal-hal baru, informasi baru bagi para pemirsa setia PRO TV. Stasiun PRO TV diharapkan untuk terus lebih maju, kreatif lagi, menjadi stasiun televisi yang bermutu tidak hanya siaran lokal tetapi nasional bahkan internasional yang bisa memberikan kesetiaan bagi para pemirsa, mengerti apa yang diinginkan pemirsa televisi, serta kreatif dalam menyajikan informasi atau berita.
DAFTAR PUSTAKA
Kunjungan Senin 07 April 2014 PRO TV SEMARANG
https://twitter.com/ProTV_Semarang
id.wikipedia.org/wiki/Pro_TV
www.protv.cm